ASTAGFIRULLAH !! Dosa Bagi Orang Tua Yang Suka Menitipkan Anak

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Akibat tuntutan pekerjaan, sifat keibuan para ibu masa kini sangat memprihatinkan, tak sedikit para ibu yang gara-gara mengurus pekerjaan di luar tempat tinggal terpaksa Menitipkan Anak kepada kakek atau neneknya, entah semata-mata memberi sebagai bentuk bakti atau serupa gaji karena anak dititipi.
Tak dapat disangkal bahwa kewajiban mendidik anak adalah tanggung jawab utama orang tua kandung, karena mereka adalah amanat mulia yang dititipkan Allah pada kita dan insyaallah bisa menjadi investasi amal kebajikan di kemudian hari.



Namun, alih-alih memanfaatkan kesempatan menanamkan buah kebajikan pada anak, banyak orangtua yang Menitipkan Anak kepada orang lain khususnya kepada ibu sendiri atau ibu mertua. Salah satu alasannya adalah demi mengejar karir.

Dalam masalah ini, cobalah kita bertanya pada diri kita sendiri dengan nurani. Apakah perbuatan kita tersebut bisa dikatakan benar dan bisa dibenarkan secara syariat atau tak?

Pertama, tanyakan dalam hati sanubari kita, apa sebenarnya yang melandasi perbuatan tersebut? Apakah karena orangtua kita lebih baik dalam mendidik anak-anak kita  Atau hanya demi mengejar karir?

Kedua, pastikan apakah orangtua kita merasa terhibur dengan kehadiran cucu-cucu di rumahnya setiap hari? Atau malah mengganggu kesibukan mereka, orangtua kita dengan usianya yang semakin senja dan tubuh yang tak seoptimal dahulu malah merasa kelelahan dan terbebani.

Apalagi jika kita tak memberikan bakti berupa uang lagi setelah orangtua kita berhenti menjaga anak-anak kita. takkah hal itu akan membuat orangtua merasa bahwa mereka hanya digaji karena menjaga anak-anak kita?

Perhatikanlah, jika niat kita hanya meraih jenjang karir yang tinggi kemudian orangtua terbebani maka perbuatan kita termasuk dzalim dan hal itu merupakan dosa.

Dosa karena telah mengesampingkan kewajiban mendidik anak sekaligus mendzalimi orangtua kita. Naudzubillah min dzalik.

Ilustrasi Kisah Menyedihkan kisah Menitipkan Anak.. “ma, kenapa tega titipka aku ke pembantu?“

Seorang anak kecil yang polos bertanya kepada Ibunya.

A: Ma.. Apakah mau menitipkan tas mama yang berisi uang dan perhiasan kepada pembantu?

M: Tentu saja tidak, Nak. Mama gak percaya dia

A: Tapi Ma.. Kenapa Mama menitipkan aku ke dia?

Ya. Apa yang patut menjadi bahan perenungan, terutama bagi saya yang baru belajar menjadi orang tua. Tentu saja hal ini akan menjadi pro kontra, wajar, karena memang tidak semua orang sependapat dengan hal tersebut. Namun demikian, tetap saja tak butuh pembenaran atas pendapat masing-masing orang, karena jawaban yang terbaik adalah yang sebenarnya tersimpan dalam hati yang paling dalam.
Saya pernah mendengar cerita, perempuan teman sekerja dengan saya yang keluar dari pekerjaan karena merasa tidak sanggup melihat “perlakuan” anaknya. Sejak masih bayi, si anak diasuh oleh pembantu, karena kedua orang tuanya semua bekerja. Berangkat pagi, pulang malam, adalah hal yang biasa. Sehingga si anak tak sempat merasakan kasih sayang seorang ibu sepenuhnya.

Hari demi hari berlalu, beberapa tahun si anak diasuh oleh pembantu. Yang membuat teman saya tersebut merasa tidak kuat adalah “perlakuan” si anak, karena lebih menganggap si pembantu sebagai orang tuanya. Ketika pembantu pulang atau hendak pergi, si anak menangis, padahal ada ibunya. Ketika si anak menangis, pembantu yang bisa menenangkannya. Demikian, termasuk dalam hal-hal lainnya. Hal tersebut yang membuat teman saya akhirnya tidak kuat, dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan. Untuk beberapa waktu dia lebih memilih untuk merawat anaknya.

Cerita yang saya utarakan diatas barangkali hanya sebuah contoh, dan mungkin saja tidak sama dengan anak-anak serta orang tua lainnya. Melihat anak yang merasa lebih “memilih” ibu pembantu dibanding dengan ibu kandungnya bisa jadi merupakan hal lumrah, bukan?. Karena hampir sepanjang hari si anak diasuh oleh pembantu, apalagi kalau si pembantu merawat si anak seperti anaknya sendiri. Mohon jangan diperdebatkan, mari kita renungkan saja maksud yang terkandung dalam kata-kata diatas, ingatkan kalau saya keliru. Saya yakin dan saya percaya, sebagian besar (hampir) semua orang tua menganggap anak lebih berharga dibanding dengan harta. Demikian, bukan?

SUMBER : Sebarkanlah.id
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "ASTAGFIRULLAH !! Dosa Bagi Orang Tua Yang Suka Menitipkan Anak"

Posting Komentar